Indahnya Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia

Di tahun 2009 ini Partai Pembebasan Indonesia atau yang lebih kita kenal dengan nama Hizbut Tahrir Indonesia telah mengeluarkan sebuah buku yang diberi judul Manifesto Hizbut Tahrir Indonesia. Di dalam buku setebal delapan puluh halaman, Manifesto (HTI) berisikan sembilan bab pembahasan. Mulai dari sistem pemerintahan ketika Khilafah berdiri, sistem ekonomi, sistem peradilan, sistem pergaulan, media dan informasi, politik luar negeri, politik dalam negeri, dan strategi pendidikan.

Disampaikan oleh ustadz Rahmat Kurnia bahwa isi manifesto tersebut memang masih sangat global. Masih perlu elaborasi yang lebih dalam tentang bab-bab tersebut. Tapi setidaknya, masyarakat Indonesia yang menjadi tujuan utama sosialisasi dari manifesto tersebut bisa menangkap benang merah. Yaitu, sosok kekhilafahan seperti apa yang dimaksud oleh HTI.

Sistem pemerintahan khilafah tidak menggunakan sistem diktator dan bukan pula sistem demokrasi. “Jadi, kita ingin meluruskan ke masyarakat Indonesia bahwa sistem pemerintahan tidak hanya ada dua pilihan. Yaitu, diktator dan demokrasi. Dan khilafah bukan menerapkan sistem diktator. Bukan pula demokrasi,” papar ustadz Rahmat Kurnia meyakinkan.

Dengan manifestonya ini HTI ingin menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat bahwa Islam dengan sistem khilafahnya punya aturan tersendiri yang tidak terjebak dengan sistem yang berlaku saat ini. Terutama, di Indonesia.

Memang penulis akui setelah membaca buku manifesto tersebut, HTI ingin mengajak rakyat Indonesia untuk keluar dari keterpurukan sistem sosial saat ini. Sistem kapitalis yang saat ini diterapkan di Indonesia telah menyengsarakan rakyat Indonesia, seperti krisis moral yang menghancurkan masa depan anak bangsa; krisis ekonomi yang membunuh ribuan nyawa akibat kelaparan dan sakit yang tak terobati, dll.

Dengan kembali kepada sistem khilafah, insyaAllah berkat dan rahmat dari sang Pencipta alam akan muncul dari langit dan bumi.